10.22.2008

NEGERIKAN UNSIL !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!








Get Your Own Scroller

Itulah teriakan - teriakan mahasiswa unsil sekarang (termasuk saya,proses penegrian yang begitu alot membuat banyak mahasiswa berspekulan akan jadi tidaknya unsil menjadi negeri,janji- janji manis yang membuai para mahasiswa dengan berjuta harapan sekarang makin tersa kebohongan'..dari mulai unsil akan jadi negeripada bulanagustus,kemudian pernyataan di berbagai media dari pihak unsil yang menyatakan unsil akan menjadi negeri tgl 1 oktober(kelewat mass).. dan janji-janji lainyang sampai sekarang belum terasa realisasi'...walawpun dengan sdikit kekecewaan akhirnya mahasiswa kembali di umbar dengan janji bahwa pada tangal28 oktober unsil akan neger( katanya..................). tentunya semua berharap bahwa janji yang kesekian kali ini bukan hanyajanji - janji kosong tetapi benar-benar menjadi realisasi dari kebohongan selama ini...tidak bisa dubayangkan apa yang terjadi jika janji itu kembali menjadi janji yang tidak ada realisasi'..sudah banyak mahsiswa yang krisis kepercayaan terhadap pihak lembaga tersendiri, satu harapan bagi saya sebagai rakyat unsil..NEGRIKAN UNSIL SEJARANG JUGA ATAU TIDAK SAMA SEKALI....mungkin itu statmen keras dari kami para mahasiswa yang sudah jenuh dengan keadaan sekarang.semoga tulisan ini menjkadipencerahan dan betapa berartinya proses penegrian unsil bagi kamipara mahasiswa..HIDUP MAHASISWA!!!!!!!!!!!!


10.16.2008

s44Rnya Buat Ku berExpRezzYYYY

Setelah seKian Lma membuat BloG ne Dan Meminta Tiada Henti Kepada Semua REkan - Rekan UNtuk Berpastisipasi Namun Hasil YanG DrAsakan masih Belum Optimal,
Saya TerINGat aKAn PepataH mEngapa " Tak KukerJakan Sendiri SAja Selagi Sempat"
SEbetuLnya bUkan Tak INgin MempOsting TulisanKu sendiRi (dGnnn Berbagai referensi Tentunyyaa), taPi KsibuKan dan StWasai KmarEn Yg TiDaka memuNgkiNkan unTuk Menulis Secara Seseriuuusss Membuat Ku Tak Beraniii,,
Tapi sekarang Dengan TuliSan yangMasih CAk2an kucoba Mengisi Blog iNi denagn MengurangI Copy Paste Secara Utuhhh,, heeeee
Kebetulan KegIatan DkMpuz Akhir2 Ne Masuih Cukup Santai dbanDINgkan Kmarinn....
Jadi apa salahnya Bila Kumulai Ber EXZZZprezZZYYYY.....
Bagi sahabaT Yang memang Senaang kab dunia TulIs menulIs dan Berkarya Denga sesuatu Yang Dapat DitamPilkaann, Yuk gabungg disini bersama kammiii(saya))
Semoga Blog Ne ta maTi suri dan Lbih banYak Lagi Ynag mermaikan Isinyaa
Pkonya Dia ntos lah Partisipasinyaaaa.!!!!!!





10.13.2008

cara Mngajar Matematika ( buat CaGur Boleh Juga )


Bagaimana sih cara mengajar matematika itu? Bila pertanyaan ini diajukan ke guru matematika, tentunya akan dapat jawaban berdasarkan pengalamannya. Bila pertanyaan ini diajukan pada guru, yang bukan guru matematika, kemungkinan besar masih dapat jawaban juga berdasarkan pengalamannya mengajar bidang lain (ia akan mereka-reka, menganalogikan cara mengajarnya pada cara mengajar matematika). Namun, bila pertanyaan ini diajukan ke sembarang orang yang bukan guru, apa jawabannya? Tentunya mereka juga bisa menjawab berdasarkan pengalamannya ketika menjadi siswa di sekolah. Pertanyaan ini hampir mustahil bisa dijawab oleh orang yang sama sekali tak pernah sekolah atau mengenyam pendidikan, mereka ini hampir dipastikan tak kenal dengan “mahluk” yang namanya matematika.

Baiklah, bila pertanyaan itu diajukan ke saya. Apa jawaban saya? Sebentar, sebelum saya jawab, saya akan menjawab pertanyaan ini dengan memposisikan diri sebagai: (1) siswa yang pernah belajar matematika, ini bagian yang akan paling sering saya gunakan untuk menjawab karena saya pernah belajar matematika sejak SD; dan (2) guru, yang pernah belajar mengajar matematika.

Jawaban saya itu begini. Hingga saat ini, kata beberapa literature dan para ahli, tak ada cara terampuh yang dapat digunakan untuk mengajar matematika secara efektif. Cara apapun yang digunakan ada kelebihan dan ada kelemahannya. Yang saya maksud “cara mengajar” di sini bisa meliputi metoda/teknik mengajar atau pun pendekatan mengajar (lebih tepatnnya pembelajaran). Apa itu saja jawaban saya terhadap pertanyaan tersebut?

Yang saya pahami, orang bertanya tentang cara mengajar itu, artinya bagaimana sih sebenarnya agar tujuan pembelajaran matematika itu tercapai? Tujuan pembelajaran matematika yang saya maksud, ada dua hal. Tujuan jangka pendek, disebut juga tujuan materil dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pembelajaran matematika, sederhananya, adalah bahwa, siswa diaharapkan dapat memahami materi matematika yang dipelajarinya dan dapat menggunakannya pada pelajaran lain atau pada kehidupan (praktis) nyata dan bekal untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Sedangkan tujuan jangka panjang pembelajaran matematika, sederhananya, adalah bahwa siswa itu dapat mengambil “nilai-nilai matematika” dan mengaplikasikannya untuk kehidupan. Nilai-nilai matematika yang saya maksud meliputi: penalaran, kedisiplinan = ketaat-azas-an, kejujuran, kebertanggungjawaban, kesetiakawanan, keimananan, dsb.

Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tujuan pembelajaran matematika itu dapat tercapai.

Pertama: Gurunya itu sendiri bagaimana?

Apakah sang guru/pengajar, yang akan mengajarkan matematika itu, kompeten, layak, sesuai keahliannya? Seorang guru/pengajar matematika dikatakan kompeten bukan hanya teruji dari kemampuannya saja dalam menguasai materi. Tapi juga apakah ia mampu menyampaikan materi itu pada orang lain, siswa? Syarat minimal seseorang (guru, pengajar) bisa menyampaikan materi yaitu, bisa bicara di depan siswa untuk menyampaikan apa yang dipahaminya. Banyak yang mengerti dan paham tentang matematika, namun sukar untuk bisa menyampaikannya ke orang lain. Hal ini pernah saya saksikan sendiri ketika jadi siswa. Tapi, saya percaya, pada guru yang mampu menyampaikan materi matematika dengan baik, pemahamannya saya fikir baik juga.

Dengan demikian, penguasaan materi dan kemampuan menyampaikannya (ke orang lain) adalah syarat perlu untuk mampu mencapai tujuan pembelajaran matematika, tapi ingat ini belum cukup. Belum cukup menjamin bahwa tujuan pembelajaran matematika itu akan tercapai.

Seorang guru/pengajar yang pemahaman materinya dan penyampainnya bagus pun masih perlu belajar, memperkaya diri dengan banyak membaca, tak berpuas diri dengan kemampuan yang sudah dimiliki, dan tentunya perlu melakukan persiapan sebelum pembelajaran. Sehebat apapun seorang guru, bila mengajarnya tidak dipersiapkan, saya pesimis tujuan pembelajaran itu akan tercapai. Bagaimana dengan yang sudah berpengalaman? Ya, tanpa kecuali.

Kedua: Siswanya itu bagaimana?

Yang perlu diperhatikan oleh seorang guru/pengajar, yang akan mengajar matematika, adalah bahwa: siswa yang belajar matematika itu kemampuannya beragam. Ada yang cepat menangkap pelajaran, ada yang biasa saja, dan ada yang kurang cepat. Mereka semua, pastinya ingin bisa matematika yang mereka pelajari.

Oleh karena itu, kita, selaku guru yang mengajar, tak boleh menganggap kemampuan mereka sama dengan kemampuan kita. Maksudnya, jangan menganggap pemahaman mereka, pada saat kita mengajar mereka, sama dengan pemahaman kita yang sudah belajar sebelumnya. Kebanyakan dari mereka (siswa) perlu waktu yang relatif lebih lama dibanding kita yang sudah belajar, yang sudah mengenal materi sebelumnya, yang sudah pengalaman sebelumnya, yang sudah mahir sebelumnya, dan yang sudah pandai sebelumnya. Jadinya, bila menerangkan, jangan terlalu cepat pun jangan terlalu lamban. Ini juga bukan berarti menganggap remeh kemampuan siswa. Seringkali yang terjadi, guru menerangkan dengan tempo yang sangat cepat, sesuai kecepatannya dalam memahami materi, kurang memperhatikan apakah siswanya dapat mengikutinya atau tidak. Guru menerangkan seenaknya saja. Tindakan seperti ini, kemungkinan besar hanya bisa diikuti oleh sebagian kecil siswa saja, hanya yang pandai saja. Sedangkan sebagian besar siswa lain (saya perkirakan sekitar 90 %), akan merasa terseret-seret, tak sanggup mengejar kecepatan guru dalam menerangkan.

Mungkin penjelasan ini sulit dipahami oleh mereka (guru/pengajar atau siapapun) yang (sangat) pandai matematika, yang belum pernah merasa kesulitan dalam belajar matematika. Bagi orang-orang semacam ini, mereka selalu menganggap bahwa pemahaman siswa yang diajarnya sama dengan dirinya yang sudah pandai itu. Biasanya, bila mereka berhadapan dengan siswa yang kurang cepat dalam belajar, akan menganggap “bodoh” ke siswanya. Ungkapan-ungkapan semacam mengumpat dan mencela ke siswanya, seringkali sulit terhindari. Misalkan ada siswa SMA yang tak bisa menentukan nilai x yang memenuhi persamaan “x + 1 = 3″. Guru yang termasuk golongan ini, kemungkiann besar akan berkata “Masa sih gitu aja engga bisa?” “Ngerjain soal yang dasar begitu aja engga bisa, kenapa kamu bisa lulus SMP?”, “Cape deeeeeh“, dsb. Tapi, bagi saya, kata-kata semacam ini bukanlah kata-kata yang pantas keluar dari seseeorang yang dinamakan guru (pendidik)/pengajar. Guru/pengajar semacam ini tak dapat memposisikan dirinya pada diri siswa yang diajarnya, pada siswa yang ingin belajar, pada siswa yang ingin mengerti dengan apa yang dipelajarinya. Ia “membunuh” siswanya secara perlahan.

Kesal, kecewa, jengkel terhadap siswa kita yang engga ngerti-ngerti itu biasa, manusiawai. Nah, di sinilah letak diperlukannya jiwa kesabaran, ketabahan, rasa kasih sayang dan empati pada siswa kita yang sedang belajar. Ingat, mereka juga manusia yang perlu diperlakukan secara manusiawi, perlu dihargai. Bagaimanapun kemampuan mereka.

Oleh karena itu saya mengajak pada bapak dan ibu guru atau siapapun pengajar matematika untuk memposisikan diri kita pada posisi siswa. Bayangkan bila Anda tak mengerti akan sesuatu, padahal Anda ingin sekali mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu itu, karena Anda ingin bisa. Bayangkan pula, bagaimana perasaan Anda, bila yang menjelaskannya sangat cepat, kurang memperhatikan Anda, tak mempedulikan Anda bisa mengerti atau tidak. Pastinya, sakit rasanya, pedih hati Anda dibuatnya, saya (insya Allah) jamin Anda pasti merasa sengsara, Anda akan merasakan yang namanya penderitaan batin. Rasanya, tak bisa dibayangkan, sengsara seumur-umur. Anda akan merasa bodoh, minder, takut, dan sebagainya. Nah, siswa juga SAMA seperti Anda yang butuh mengerti sesuatu (dalam hal ini Matematika).

Oh iya, banyak juga guru yang hanya memperhatikan siswa-siswanya yang pandai saja. Siswa yang pandai dijadikan tolak ukur apakah yang ia sampaikan itu dapat diikuti atau tidak. Guru semacam ini asyik menjelaskan, asyik menyampaikan materi. Untuk mengecek apakah siswanya mengerti atau tidak, ia hanya mengecek pada siswa yang pandai saja. Akibatnya, banyak siswa lain tak dapat mengikuti pembelajaran, siswa lain tak mengerti materi yang mereka pelajari.

Dengan memperhatikan hal ini, seharusnya kita, selaku guru introspeksi diri, apakah kita sudah bener ngajarnya atau belum? Sudah memperhatikan kondisi dan kemampuan siswa atau belum? Jangan-jangan, banyaknya siswa yang tak mengerti itu gara-gara kita tak memperhatikan mereka, kurang peka terhadap mereka, gara-gara kita masa bodoh apakah mereka mengerti atau tidak, yang penting kita sudah mengajar saja, sebodo amat mereka mau mengerti atau tidak, dan sebagainya.

Ketiga: Sarana dan prasarana pembelajarannya bagaimana?

Hal ini pun sedikit banyaknya berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran. Yang saya maksud sarana dan prasaran di sini bisa meliputi: kelayakan tempat belajar (ruang kelas, ada-tidaknya laboratorium, dsb), ketersediaan alat-alat belajar (papan tulis, buku text, dsb), ketersediaannya media pembelajaran, dlsb.



Yang keempat, apa ya? (Silakan ditambahi sendiri! Tulisan ini masih dalam proses pemikiran, jadinya kapan saja bisa saya perbaharui).

Lho, cara mengajarnya bagaimana sih sebenarnya? Kok dari tadi belum diperjelas?

Sekali lagi saya tegaskan, berdasarkan literature dan pendapat para ahli, tak ada cara mengajar matematika terbaik/terampuh? Dengan demikian, sederhanyanya begini saja dulu, lakukan saja cara mengajar yang selama ini sudah bisa Anda lakukan! Namun perhatikan dan pertimbangkan beberapa hal yang sudah dituliskan di atas, silakan kalau perlu lengkapi dengan hal-hal yang luput dari perhatian saya. Silakan Anda pakai metode apapun, misalnya ceramah (toh ini yang paling banyak dipakai dan digemari guru-guru matematika di Indonesia, bahkan juga di dunia mungkin?), silakan juga metode-metode lama atau terbaru lainnya. Semua metode ataupun pendekatan pembelajaran, masing-masing punya keistimewaan. Metode atau pendekatan apapun yang Anda pakai, bila dioptimalkan, niscaya tujuan pembelajaran matematika yang diidam-idamkan itu, insya Allah, dapat dicapai.

Pada kesempatan lain (di artikel lain mungkin), insya Allah saya akan tuliskan bagaimana cara mengajar matematika dengan menggunakan metode atau pendekatan tertentu. Yang sedang saya pelajari sekarang, insya Allah hingga satu setengah tahun kedepan, adalah tentang pendekatan RME (Realistic Matematics Education).

matematikawan DUniaaa

1 Thales Yunani 624 SM 550 SM
2 Anaximander Yunani 611 SM 545 SM
3 Pythagoras Yunani 569 SM 500 SM
4 Zeno Yunani 495 SM 435 SM
5 Archytas Yunani 428 SM 347 SM
6 Eudoxus Yunani 408 SM 355 SM
7 Menaechmus Yunani 380 SM 320 SM
8 Euclid Yunani 330 SM 275 SM
9 Archimedes Yunani 287 SM 212 SM
10 Apollonius Yunani 260 SM 200 SM
11 Diophantus Yunani 200 250
12 Pappus Yunani 290 250
13 Hypatia Yunani 370 415
14 Al-Khiwarizmi Irak 780 850
15 Omar Khayyam Irak 1050 1127
16 Fibonacci Italia 1170 1250
17 Luca Pacioli Italia 1445 1517
18 Scipione del Ferro Italia 1465 1526
19 Tartaglia Italia 1499 1557
20 Girolamo Cardano Italia 1501 1576
21 Lodovico Ferrari Italia 1522 1565
22 Bombelli Italia 1526 1572
23 Francois Viete Perancis 1540 1603
24 John Napier Skotlandia 1550 1617

25 Henry Briggs Inggris 1561 1631
26 Marin Mersenne Perancis 1588 1648
27 Girard Desargues Perancis 1591 1661
28 Jean Beaugrand Perancis 1595 1640
29 Rene Descartes Perancis 1596 1650
30 Bonaventura Cavalieri Italia 1598 1647
31 Pierre Fermat Perancis 1601 1665
32 Gilles Persona de Roberval Perancis 1602 1675
33 Evangelista Torricelli Italia 1608 1647
34 Blaise Pascal Perancis 1623 1662
35 Christian Huygens Belanda 1629 1695
36 James Gregory Skotlandia 1638 1678
37 Isaac Newton Inggris 1642 1727
38 Wilhelm Goottfred Leibniz Jerman 1646 1716
39 Keluarga Bernoulli Swiss
40 Leonhard Euler Jerman 1707 1783
41 Jean Le Rond d'Alembert Perancis 1717 1783
42 Joseph Louis Lagrange Perancis 1736 1813
43 Marie Jean Antoine Condocret Perancis 1743 1794
44 Gaspard Monge Perancis 1746 1818
45 Pierre Simon Laplace Perancis 1749 1827
46 Adrien Marie Legendre Perancis 1752 1833
47 Joseph Fourier Perancis 1768 1830
48 Sophie Germain (leblanc) Perancis 1776 1831
49 Carl Friedrich Gauss Jerman 1777 1855
50 Keluarga Bolyai Hongaria
51 Simeon Denis Poisson Perancis 1781 1840
52 Jean Victor Poncelet Perancis 1788 1867
53 Augustin Louis Cauchy Perancis 1789 1857
54 Keluarga Carnot Perancis
55 August Ferdinand Mobius Jerman 1790 1868
56 Nikolai Ivanovic Lobchevsky Rusia 1739 1856
57 Jakob Steiner Jerman 1796 1863
58 Niels Henrik Abel Norwegia 1802 1829
59 Carl Gustav Jacob Jacobi Jerman 1804 1851
60 James Rowan Hamilton Irlandia 1805 1865
61 Lejeune Dirichlet Jerman 1805 1859
62 Augustus De Morgan Inggris 1806 1871
63 Joseph Liouville Perancis 1809 1882
64 Ernst Eduard Kummer Jerman 1810 1893
65 Evariste Galois Perancis 1811 1832
66 James Joseph Sylvester Inggris 1814 1897
67 Karl Weierstrass Jerman 1815 1897
68 George Boole Inggris 1815 1864
69 Arthur Cayley Inggris 1821 1895
70 Charles Hermite Perancis 1822 1901
71 Gotthold Max Eisenstein Jerman 1823 1857
72 Leopold Kronecker Jerman 1823 1891
73 Enrico Betti Italia 1823 1892
74 George Friedrich Berhard Riemann Jerman 1826 1866
75 Richard Dedekind Jerman 1831 1916
76 Marius Sophus Lie Norwegia 1842 1899
77 Mittag-Leffler Swedia 1846 1927
78 George Cantor Jerman 1845 1918
79 Felix Klein Jerman 1849 1925
80 Sonia Kowaleswki Rusia 1850 1891
81 Carl Louis Ferdinand von Lindemann Jerman 1852 1939
82 Giorgio Ricci Curbastro Italia 1853 1925
83 Henri Poincare Perancis 1854 1912
84 T.J. Stieltjes Belanda 1856 1895
85 Florian Cajori Amerika 1859 1930
86 Alfred North Whitehead Inggris 1861 1947
87 David Hilbert Jerman 1862 1943
88 Hermann Minskowski Jerman 1864 1909
89 Jacques Salomon Hadamard Perancis 1865 1963
90 Bertrand Arthur William Russell Inggris 1872 1970
91 G.H. Hardy Inggris 1877 1947
92 Edmund Landau Jerman 1877 1938
93 Luitzen Egbertus Jan Brouwer Belanda 1881 1966
94 Emmy Noether Jerman 1882 1935
95 Srinivasa Ramanujan India 1887 1920
96 George Polya Hongaria 1887 1920
97 Richard Courant Polandia 1888 1972
98 J Von Neumann Hongaria 1903 1957
99 Andre Weil Perancis 1906 1998
100 Kurt Godel Hongaria 1906 1954
101 Alan Turing Inggris 1912 1954
102 John Nash Amerika 1928
103 Andrew Wiles Inggris 1953



PENGUMUMAN

PENGUMUMAN :
hampir 300 MAHASISWA BARU pendidikan matemtika yang diterima pada USM UNSIL tahun 2008-2009,,

pertanyaan :

1. apakah kelas yang tersedia mampu manampung mahasisiwa tersebut, sementara kelas yang dimiliki secara resmi oleh Prodi pend.Matematika hanya 4 kelas sedangkan jumlah mahasiswa baru hampir 7 kelas.( Wlawpun katanya ada tambahan Ruangan baru..itupun juga kalo g pareebut>>>)
( aku g mau UTS mesti Jalan" lagi......cari ruangan kosonggg....( pengalaman,, heee)
2. apakah Dosen yang ada sanggup membagi waktu smentara pada angkatan 2007 yang "hanya" 4 kelas sering ditemui dosen yang bentrok dalam mengajar mata kuliah ataupun saking banyaknya dosen yang mencari sidejob sehingga mahasisiwa terlupakan, dan ujung - uungnya terjadi penggabungan kelas, jika 4 kelas masih wajar untuk digabung apakah kita masih mengganggap wajar ketika 7 kelas digabung???
3. silahkan anda analisis sendiri karena masih banyak ynag harus kita benahi bersama.....

Dengan adanya hal ini apakah kita hanya bisa diam saja??
klau kita mau mengeluh kepada siapa kita ungkapkan keluh itu,,
wahai mahasisiwa yang peduli dan tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi marilah kita bangun menuju yang lebih baik....
wake uuppp brotherrr
yang punya solusi sok ngomongggggggggggggg